Allah menganugerahkan al-hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al-Qur'an dan As-Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah maka ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).

Thursday 29 December 2011

Untuk Semua Perempuan


Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah, atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya akan sering merasa kangen sekali dengan ibunya.
Lalu bagaimana dengan ayah?
Mungkin karena ibu lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari. Tetapi tahukah kamu bahwa ternyata ayah-lah yang mengingatkan ibu untuk menelponmu Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, ibulah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang ayah bekerja dan dengan wajah lelah ayah selalu menanyakan pada ibu tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?
Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil, ayah biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Maka setelah ayah mengganggapmu bisa, ayah akan melepaskan roda bantu di sepedamu...

Kemudian ibu berkata, "Jangan dulu ayah, jangan dilepas dulu roda bantunya". Ibu takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....
Tapi sadarkah kamu? Bahwa ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.
Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, ibu menatapmu iba.

Tetapi ayah akan mengatakan dengan tegas, "Boleh, kita beli nanti. Tapi tidak sekarang".

Tahukah kamu bahwa ayah melakukan itu karena ayah tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?
Saat kamu sakit pilek, ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata, "Sudah dibilang! Kamu jangan minum air dingin!". Berbeda dengan ibu yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja.....
Kamu mulai menuntut pada ayah untuk dapat izin keluar malam dan ayah bersikap tegas dan mengatakan, "Tidak boleh!".

Tahukah kamu bahwa ayah melakukan itu untuk menjagamu?

Karena bagi ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat-sangat luar biasa berharga. Setelah itu kamu marah pada ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah ibu.
Tahukah kamu bahwa saat itu ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya bahwa ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu!

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.

Maka yang dilakukan ayah adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir. Maka setelah perasaan khawatir itu berlarut-larut, ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati ayah akan mengeras dan ayah memarahimu.

Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti ayah akan segera datang? Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan ayah.

Setelah lulus SMA, ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang dokter atau insinyur.

Ketahuilah bahwa seluruh paksaan yang dilakukan ayah itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti. Tapi toh ayah tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan ayah

Ketika kamu menjadi gadis dewasa dan kamu harus pergi kuliah di kota lain, ayah harus melepasmu di bandara.
Tahukah kamu bahwa badan ayah terasa kaku untuk memelukmu? Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. Padahal ayah ingin sekali menangis seperti ibu dan memelukmu erat-erat. Hal yang ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".

Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT, kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah ayah. Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan ayah tahu bahwa ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan. Keluar kata-kata dari mulut ayah, "Tidak.... Tidak bisa!" Padahal dalam batin ayah, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti ayah belikan untukmu".

Tahukah kamu bahwa pada saat itu ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana, ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu, dan ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa dan telah menjadi orang.

Sampai saat seorang teman lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada ayah untuk mengambilmu darinya, ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin..

Karena ayah tahu bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya....
Saat ayah melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, ayah pun tersenyum bahagia.

Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu ayah pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis? Ayah menangis karena ayah sangat berbahagia, kemudian ayah berdo'a....

Dalam lirih doanya kepada Tuhan, ayah berkata, "Ya Tuhan tugasku telah selesai dengan baik....

Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik. Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."



Setelah itu ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk dengan rambut yang telah dan semakin memutih dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya,  ayah telah menyelesaikan tugasnya.


Ayah, Bapak, atau Abah kita...
ialah sosok yang harus terlihat kuat...
bahkan saat tak kuat untuk tak menangis...
ia harus terlihat tegas bahkan saat memanjakanmu. .
dan ia adalah yang orang pertama yang selalu yakin
bahwa "KAMU BISA" dalam segala hal..

Bersyukurlah bagi yang masih berayah, berbaktilahh kepadanya. Karena berbakti kepada orang tua bukan kepada ibu saja. Ingatlah, tanpanya kita 'kan kesusahan untuk mencari rezeki Allah.

Diadaptasi dari: Bukhori Ahmad's Note

No comments:

Post a Comment