Allah menganugerahkan al-hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al-Qur'an dan As-Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah maka ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).

Saturday, 18 August 2012

Telaah ungkapan "Minal Aidin Wal Faizin"

Tak terasa bulan ramadhan ini akan berlalu dan tidak akan kembali di tahun ini. Habis ramadhān terbitlah lebaran. Namun di saat lebaran ini, ada suatu kebiasan penduduk Indonesia yang Insya Allah تعالى  akan kita bahas agar kita tidak mengatakan sesuatu ikut-ikutan dan mengatakan sesuatu dengan ilmu.

Ucapan ”Minal Aidin wal Faizin - Mohon Maaf Lahir dan Batin” sering terdengar di masyarakat kita ketika menyambut Hari Raya Idul Fitri. Karena terlalu seringnya terdengar, seolah-olah melekat dibenak kita arti dari "Minal Aidin wal Faizin" adalah mohon maaf lahir batin. Secara harfiah arti ungkapan "Minal Aidin wal Faizin" adalah (semoga kita) termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang. Entah sejak kapan dan apa yang menjadi dasar ucapan “Minal Aidin wal Faizin” ini telah menjadi “ucapan wajib” setiap Hari Raya Idul Fitri di Indonesia. Sampai saat saya menuliskan tulisan ini saya belum mendapat rujukannya.

Lalu, ucapan apa yang biasa Rasulullah SAW dan para sahabat RA ucapakan saat merayakan hari kemenangan ini? Sudah semestinya kita mengikuti sunnah-sunnah yang Rasulullah ajarkan bila kita mengaku sebagai umatnya. Hampir semua ucapan yang beredar tidak ada riwayatnya kepada Rasulullah kecuali ucapan "تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ" yang maknanya “semoga Allah تعالى menerima amal kami dan amal kalian (alias amal kita)”. Maksud menerima di sini adalah menerima segala amal dan ibadah kita di bulan Ramadhan. Adapun jawaban ucapan itu adalah "تَقَبَّلْ يَا كَرِيْمُ" yang artinya "Terimalah Ya Allah Yang Maha Mulia!".

Ibnu Hajar berkata,  “Para sahabat Nabi bila bertemu pada hari raya, maka mereka akan saling berkata, "تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ" (Semoga Allah menerima dari kami dan darimu). [Fatĥul Bārī : 2/446]

Ibnu Qudamah dalam “Al-Mughnī” (2/259) menyebutkan bahwa Muhammad bin Ziyād berkata, “Aku pernah bersama Abu Umāmah Al-Bāhilī dan selainnya dari kalangan sahabat Nabi. Mereka bila kembali dari shalat `Id saling mengucapkan, "تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ".

Beberapa sahabat Nabi  menambahkan ucapan "صِيَامَنَا وَصٍيَامَكُمْ'', yang artinya "puasa kami dan puasa kalian (alias puasa kita)". Jadi ucapan ini bukan dari Rasulullah SAW, melainkan dari para sahabat RA. Kemudian, untuk ucapan "Minal Aidin wal Faizin" itu sendiri adalah salah satu ungkapan yang seringkali diucapkan pada Hari Raya Idul Fitri dan sama sekali tidak bersumber dari sunnah Nabi SAW, melainkan merupakan ‘urf (kebiasaan) yang ada di suatu masyarakat. Dalam hal ini sudah seharusnya kita yang mengaku sebagai umat Muhammad SAW, mengikuti sunnah-sunnah yang telah beliau contohkan kepada kita.
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا 
Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah teladan yang baik bagi kalian yang mengharap (rahmat) Allah, (beriman terhadap) hari akhirat, dan banyak mengingat Allah. 

Lalu, apakah pengucapan “Minal Aidin wal Faizin” itu salah? Sepanjang pengetahuan penulis bukan salah namun kurang tepat, namun seyogyanya jika ingin mengucapkannya hendaknya dijaga makharijul huruf dari kalimat itu sendiri (Ingat, salah makhraj dapat mengubah huruf dan mengubah huruf dapat mengubah arti!) karena kalimat asli dalam bahasa arabnya adalah:

مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ
***
Akhir kata, jika ada yang salah maka itu datang dari diri saya yang selaku manusia tempatnya salah dan lupa dan saya mohon untuk diperbaiki. Namun jika ada yang benar, maka itu datangnya dari Allah. Penulis yang selaku manusia yang suka berbuat salah meminta maaf sebesar-besarnya kepada pembaca jika ada hal yang mengganggu atau kurang berkenan.


تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ
 صِيَامَنَا وَصِيَامَكُمْ

Wednesday, 15 August 2012

Ketika Allah تعالى Menunjukkan Kekuasaan-Nya di Gaza

Allah تعالى kembali menampakkan kekuasan-Nya melalui sebuah karamah kejadian ajaib. Perkara di luar nalar manusia. Setiap muslim hendaknya mencermati, mengambil pelajaran sebagai bekal menguatkan langkah dalam menjalani kehidupan.

Perang di Gaza juga demikian. Telah banyak ayat-ayat Allah تعالى terbukti. Karamah Allah تعالى turun untuk menolong orang yang membela agamanya. Itulah yang dialami oleh Mujāhidin Palestina, Para Syuhadā' Gaza. berikut ini sebagian data-datanya:


Kita awali dari Dr. Muawiyah Hassanein, Direktur Ambulan Darurat dan Departemen Kesehatan di Gaza menceritakan,

“Syuhadā' yang meninggal berhari-hari, bahkan berminggu-minggu masih meneteskan darah segar dari tubuhnya. Kami dan semua orang di sini sangat terkejut.”

سُبْحَانَ اللهِ

Syahid ‘Iyan berkata, “Saya menyaksikan orang yang gugur syahid tersenyum, meskipun kondisi tubuhnya hancur dan darahnya masih segar.”



Beberapa dokter dari Yordan yang menjadi relawan di Gaza memberi kesaksian. Dr. Hisam Az-Zighah memberi kesaksiannya di acara Festival Ikatan Dokter Yordan beberapa hari yang lalu. Ia  menunjukkan bukti kepada wartawan Hisam berupa sebuah proyektil peluru, mushaf Al-Quran serta buku kumpulan doa-doa, dan Hishnul Muslim (benteng seorang muslim, buku doa yang populer).

Saat itu seorang mujahidin datang yang menderita luka di rumah sakit As-Syifā’. Dokter-dokter tersebut melakukan pemeriksaan. Dokter itu dikejutkan dengan sepotong proyektil peluru yang ia temukan bersarang di saku pejuang tersebut.

Ada lagi pengakuan Abu Qudamah, salah seorang komandan lapangan Hamas di wilayah Timur Az-Zaitun, Kota Gaza, “Saya dan beberapa mujahidin mengintai tank-tank Israel. Kami berdoa agar Allah menurunkan tentara-Nya dari langit membantu kami. Mendadak turunlah awan tebal menyelimuti wilayah kami. Kami menyelinap di antara puluhan tank-tank itu tanpa diketahui oleh musuh. Anehnya tidak terlacak oleh pesawat-pesawat pengintai yang lalu-lalang di udara. Kami mampu meledakkan tangki tank-tank itu, akibatnya 5 tentara Israel tewas dan puluhan luka-luka.”

Ketika pesawat-pesawat Israel membombardir di salah satu kota Gaza, turunlah hujan lebat di wilayah itu saja. Pesawat-pesawat itu mengalami kendala terbang berjam-jam dan tidak bisa melanjutkan pembombardirannya.

Dua orang dokter berkebangsaan Yordania bertugas di Gaza sedang bercakap-cakap dengan sekelompok mujāhidin, “Kami sedang mengawasi gerak-gerik tentara Israel dari lantai dua, mereka ingin masuk ke dalam. Karena salah seorang mujahidin dari kami telah memasang ranjau di pintu masuk, meledakkalah ranjau itu bersamaan tewasnya tentara Israel. Mendengar serangan itu, tentara Israel yang lain mengepung bangunan kami, terjadilah pertempuran sengit sampai jam dua pagi. Jam dua kami ketiduran sampai jam lima pagi. Kami bangun untuk melihat situasi, ternyata tentara Israel telah hengkang.”


Syaikh Abu Bilal di perkemahan Rafah menuturkan,

وَلَا تَقُولُوا لِمَن يُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتٌ ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ وَلَٰكِن لَّا تَشْعُرُونَ
“Janganlah kalian mengira bahwa orang yang gugur di jalan Allah itu mati, mereka bahkan tetap hidup namun kalian tidak memahami keadaan hidup mereka.” (QS. Al-Baqarah : 154)
Mereka para syuhadā' diposisikan setelah derajat orang-orang yang benar imannya dan sebelum orang-orang shaleh di dalam Al Qur’an. Allah swt. berfirman,
وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًاذَٰلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ عَلِيمًا 

“Siapa saja yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya kelak di Akhirat akan bersama-sama dengan para nabi, orang-orang yang jujur dalam beriman, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih yang telah Allah beri nikmat. Mereka adalah sebaik-baiknya teman. Demikian itu adalah rahmat dari Allah. Cukuplah Allah yang mengetahui perbuatan mereka.” (QS. An-Nisā’: 69-70)

Beliau menambahkan bahwa jasad para syuhadā' masih segar, karena ruh mereka layaknya memakan buah di surga, ini juga yang menyebabkan semerbaknya bau wangi misk. Darah masih segar, janggut tetap tumbuh. Sebagian syuhada yang dua tahun lamanya atau berpuluh tahun bahkan beradab-abad tidak rusak jasadnya dan tidak dimakan oleh mikroba dan cacing tanah.”

Wangi semerbak serasa minyak kesturi juga keluar dari jasad prajurit Al-Qassam, Muhammad Abu Sya’r. Dia termasuk bagian korban serangan bom pesawat Israel. Bau harum itu tercium oleh orang yang menemukannya. Kabar kesyahidannya tersebar ke pelosok masjid.

Para pemuda masjid berbondong melihatnya. Mereka bertahmid, bertahlil dan bertakbir mengangungkan Asma' Allah تعالى atas keajaiban para syuhadā'.

Tenaga medis menceritakan, kami berangkat untuk menolong orang yang luka-luka di sebelah Utara Gaza, ketika itu tentara Israel menembaki sekeliling kaki kami. Kami katakan, “Kenapa kalian melakukan ini, kami bukan tentara, kami tidak bawa senjata apalagi bom.”

Salah seorang tentara Israel berteriak, “Kalian orang Arab, kalian memakai pakaian putih, kalian malaikat, kalian berperang bersama Hamas.”

Ada juga tentara Israel sedang diwawancarai oleh media Israel, ia mengatakan bahwa ia kehilangan penglihatan karena seorang pemuda yang melemparinya dengan segenggam debu. Pemuda itu berbaju putih dan seketika itu buta.

Tentara Israel lainnya menceritakan bahwa mujahidin memberikan perlawanan memancing mereka dalam banyak pertempuran laksana memancing ayam dan itik.

Pengakuan tentara Israel yang lain bahwa ia melihat tentara Israel terluka dan ditembaki dari arah kanan dan kiri. Mereka bingung karena tidak ditemukan dan tidak diketahui dari mana tembakan itu berasal.

Sejumlah wartawan yang meliput perang di Gaza menceritakan, "Kami bersembunyi dari bombardir. Ketika situasi reda, kami dikejutkan oleh seorang yang keluar dari puing-puing reruntuhan bangunan sembari membawa roket, ia salah satu mujahidin pelontar roket yang menghadang kekuatan penjajah. Ia hadir, menyerang dan menghilang, laksana ditelan bumi."

Demikianlah Allah تعالى telah menampakkan ayat-ayatnya, melalui para pejuang yang ikhlas dan taat. Allah pasti selalu memberi perindungan kepada hamba-hamba-Nya yang membela agama-Nya. Janji Allah تعالى datang bersama kesabaran. Allah تعالى tak akan mengingkari janjinya.

Saturday, 14 July 2012

Kisah Sebuah Cangkir

Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik. “Lihat cangkir itu!”, kata si nenek kepada suaminya. “Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat.”, ujar si kakek.

Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara, “Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.

Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop! Stop! Aku berteriak, namun orang itu berkata, “Belum !” Lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas! Panas! Teriakku dengan keras. Stop! Cukup! teriakku lagi. Tapi orang ini berkata “belum !”

Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop! Stop!

Wanita itu berkata, “Belum!” Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya! Tolong! Hentikan penyiksaan ini! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus membakarku. Setelah puas “menyiksaku” kini aku dibiarkan dingin.

Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku."

Ini hanya fiksi
Sumber

* * *

Sahabat, dalam kehidupan ini adakalanya kita seperti disuruh berlari, ada kalanya kita seperti digencet permasalahan kehidupan. Tapi sadarlah bahwa lakon-lakon itu merupakan cara Tuhan untuk membuat kita kuat. Hingga cita-cita kita tercapai. Memang pada saat itu tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan.

Sahabat, anggaplah ini sebagai suatu kebahagiaan apabila Anda jatuh ke dalam berbagai pencobaan. Sebab Anda tahu bahwa ujian terhadap kita menghasilkan ketekunan. Biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya Anda menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.

Apabila Anda sedang menghadapi ujian hidup maka jangan kecil hati, karena akhir dari apa yang sedang Anda hadapi adalah kenyataan bahwa Anda lebih baik, dan makin cantik dalam kehidupan ini.

Saturday, 25 February 2012

Setan Spesialis Wudhu'

Dapat kita bayangkan, bagaimana canggihnya seorang pencuri kendaraan bermotor jika setiap hari yang dipelajari dan dikerjakannya adalah mencuri motor. Ada juga pencuri spesialis elektronik, dia paling ahli bagaimana menggondol barang elektronik dari rumah orang yang sedang lengah karena dia memang sudah sering akhirnya menjadi ahli. Bagai orang yang belajar Al-Qur'an, awalnya pasti akan terbata-bata. Jika sudah sering maka akan lancar.


Ternyata iblis juga memeiliki bala tentara yang dibekali ketrampilan khusus dan ditugasi yang khusus pula.  Iblis menggoda manusia setiap lini, dan setiap lini dia siapkan setan-setan yang ‘spesialis' dibidangnya'.

Dalam hal wudhu misalnya, ada jenis setan khusus di wilayah ini. 

Pekerjaannya Setan ini berfokus untuk menggoda orang-orang yang wudhu' sehingga menjadi kacau wudhunya. Setan spesialis wudhu ini disebut Nabi dengan ‘AL-WALAHAN'. Nabi bersabda, 


“Pada wudhu itu ada setan yang menggoda, disebut dengan Al-Walahan, maka hati-hatilah terhadapnya" (HR Ahmad)

Setan ini menggoda tidak hanya mengandalkan satu jurus saja untuk memperdayai mangsanya.  Untuk masing-masing karakter pelaku wudhu, disiapkan satu jurus untuk melumpuhkannya.


Waspadai Setiap Jurusnya 



Jurus Pertama


Sebagian kita dipermainkan setan sehingga sibuk mengulang-ulang lafaz niat. Saking sibuknya mengulang, ada yang rela ketinggalan rakaat untuk mengeja niat.

Niat memang harus dibiasakan bagi setiap hamba yang hendak melakukan setiap aktivitas. Akan tetapi tak ada sedikit keterangan pun dari Nabi yang shahih menunjukkan sunnahnya melafazkan (mengucapkan) niat, karena niat cukup di dalam hati aja gan, tidak diucapkan 


Bahkan tidak ada dalil sekalipun berupa hadits dha’if, mursal, atau yang terdapat di musnad maupun perbuatan sahabat Rasulullah yang menunjukkan keharusan atau sunnahnya melafazkan niat.


Dalil yang biasa dipakai adalah hadits Nabi "إنما الأعمال بِالنيات" Hadits ini tidak menunjukkan sedikitpun akan perintah melafazkan niat. 


Jika hadits ini dimaknai sebagai yang dilafazkan, berarti untuk setiap amal shalih baik menolong orang tenggelam, belajar, bekerja dan aktivitas lain menuntut dilafazkan. 


Namun Imam Syafi'i memperbolehkan melafadzkan niat untuk memperkuat, yang perlu diingat bahwa melafazkan hanya sebagai perantara bukan tujuan.
Boros Menggunakan Air

Asal-asalan adalah jurus setan yang diarahkan bagi orang-orang yang malas. Sedangkan untuk orang yang antusias dan bersemangat, ‘al-Walahan' memiliki jurus yang lain. Yakni dia menggoda agar orang yang wudhu terlampau boros menggunakan air. Timbullah asumsi bagi orang yang berwudhu, semakin banyak air, semakin sempurna wudhunya.


Padahal anggapan ini bertentangan dengan sunnah. Bahkan Nabi mengingatkan ummatnya akan hal itu. Beliau bersabda :

“Sesungguhnya akan ada diantara umat ini yang melampaui batas dalam bersuci dan berdoa."(HR Abu Dawud, Ahmad, dan An-Nasa’i).

Ada pula hadits menyebutkan, tatkala Nabi melewati Sa’ad yang tengan berwudhu beliau bersabda,

“Jangan boros menggunakan air". Sa’ad bertanya, “Apakah ada istilah pemborosan dalam air?". Beliau menjawab, ”Ya meskipun engkau berwudhu di sungai yang mengalir". (HR Ibnu Majah dan Ahmad).
Jadi alangkah baiknya kita tidak boros dalam menggunakan air, termasuk ketika berwudhu'. Namun bukan berarti boleh meninggalkan sebagian anggota yang wajib untuk dibasuh.

Di Al-Qur'an juga sudah disebutkan larangan pemborosan.

  وَلاَ تُبَذِّرْ تَبْذِّيرًا  إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا
dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS. Al-Isrā': 26-27)


Sebagian lagi digoda setan sehingga asal-asalan ketika melakukan wudhu. Dia membiarkan anggota tubuh yang mestinya wajib dibasuh, tidak terkena oleh air.


Nabi mengingatkan akan hal ini dengan sabdanya : 

“Celakalah tumit-tumit (mata kaki) yang tidak terbasuh air karena jilatan api neraka. Sempurnakanlah wudhu kalian.”(HR Bukhari & Muslim).
Hadits ini menjelaskan kewajiban berwudhu dengan membasuh kaki hingga mata kaki. Ancamannya adalah neraka seandainya ketika mencuci kedua kaki, tidak menyertakan kedua mata kaki. Sebab wudhu' itu menjadi tidak sah, bukan?


Dan bila wudhu' tidak sah, tentu saja shalat yang dilakukannya tidak sah juga. Maka wajar saja bila seseorang yang wudhu'nya tidak sampai membasahi kedua mata kakinya, bisa masuk neraka. Sebab tindakan itu membuat shalatnya juga tidak sah. Orang yang tidak sah shalatnya akan terhitung sebagai orang yang tidak shalat.


Maka dengan demikian, hadits ini memang benar. Yaitu hanya karena mata kaki (yang tidak ikut dibasahi waktu wudhu'), seseorang bisa masuk neraka.


Untuk menangkal godaan ini, wajib bagi kita mengetahui manakah anggota tubuh yang wajib dibasuh atau diusap. Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya:
Ragu-Ragu Ketika Berwudhu

Jurus lain yang ditujukan bagi orang yang terlewat semangat dalam hal berwudhu adalah setan menanamkam keraguan pada kita yang berwudhu. Ketika kita selesai berwudhu dibisikkan dihati kita keraguan akan keabsahan wudhunya agar kita mengulangi wudhu' kembali dan hilanglah banyak keutamaan seperti takbir pertama maupun shalat berjamaah secara umum.

Telah datang kepada Ibnu 'Uqail seseorang yang terkena jurus setan ini.
Dia menceritakan bahwa dirinya telah berwudhu, kemudian dia ulangi wudhunya karena ragu, bahkan dia menceburkan diri ke sungai, setelah keluar darinya diapun masih ragukan wudhunya. Dia bertanya, “Dalam keadaan (masih ragu) seperti itu apakah saya boleh shalat?" Ibnu Uqail menjawab, ”Tidak lagi wajib shalat. Tidak ada orang yang melakukan itu kecuali orang yang hilang ingatan, sedangkan orang yang hilang ingatan tidak terkena lagi kewajiban."

Wallahu a’lam bishawab

Thursday, 5 January 2012

Kisah Pensil dan Penghapus [RENUNGAN]

Pensil : "Maafkan aku Penghapus..."

Penghapus : "Maafkan aku? Untuk apa, Pensil? Kamu tidak melakukan kesalahan apapun kepadaku..."

Pensil : "Aku minta maaf karena aku suka membuatmu terluka. Setiap kali aku melakukan kesalahan, kamu selalu berada disana untuk menghapusnya. Namun setiap kali kamu membuat kesalahanku lenyap, kamu kehilangan sebagian dari dirimu. Kamu akan menjadi semakin kecil dan kecil setiap saat..."

Penghapus : "Hal itu memang benar. Namun aku sama sekali tidak merasa keberatan. Kau lihat, aku memang tercipta untuk melakukan hal itu. Diriku tercipta untuk selalu membantumu setiap saat kau melakukan kesalahan. Walaupun suatu hari, aku tahu bahwa aku akan pergi dan kau akan mengganti diriku dengan yang baru. Walaupun suatu hari, aku tahu bahwa aku akan pergi dan kau akan mengganti diriku dengan yang baru. Aku sungguh bahagia dengan peranku. Jadi tolonglah, kau tak perlu khawatir. Aku tidak suka melihat dirimu bersedih..."



Si Penghapus adalah orang tua kita...
Si Pensil adalah diri kita sendiri....

Orang tua akan selalu ada untuk anak-anaknya...
Untuk memperbaiki kesalahan anak-anaknya...

Namun, terkadang, seiring berjalannya waktu...
Orang tua akan terluka dan akan menjadi semakin kecil
(bertambah tua dan akhirnya meninggal).
 
Walaupun anak-anak mereka pada akhirnya akan menemukan seseorang yang baru (suami atau istri), namun orang tua akan selalu tetap merasa bahagia atas apa yang mereka lakukan terhadap anak-anaknya dan akan selalu merasa tidak suka bila melihat buah hati tercinta mereka merasa khawatir ataupun sedih.

Tuesday, 3 January 2012

Masih takut hantu?




أعوذ الله من الشيطان الرجيم
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Saudara Semuslimku semua 


Anda pasti tidak asing lagi dengan namanya makhluk Allah yang khususnya ada di INDONESIA yang dinamakan:



pocong, kuntilanak, genderuwo, tuyul, dan sebangsanya yang ada di Indonesia. 


Kalau di Luar Negeri, yang paling di kenal di dunia internasional yaitu Vampire, Drakula, dll.

Tahukah Anda? 

Bahwa bangsa jin itu khususnya jin fasik dan jin kafir itu suka mencuri-curi informasi di masyarakat daerahnya Anda 



Kok bisa begitu? Apa maksudnya? Saya kurang begitu mengerti.       

Ingat, bahwa Bangsa Jin itu juga bisa melahirkan dan juga meninggal seperti Manusia karena bangsa jin juga Makhluk ciptaannya Allah sebagaimana seperti manusia, bukanya Allah sudah berjanji dalam Al-Qur'ān:



كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ


Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati...(QS. Ali 'Imrān:185)       

Setiap yang berjiwa dan mempunyai nyawa pasti akan merasakan mati, tidak pandang bulu.



Manusia, Jin, Setan, Iblis, Malaikat juga merasakan mati. Hanya Allah Zat Yang Maha Abadi, Subhanallah, Maha Besar Engkau Ya Allah.



Jadi bangsa jin juga bisa beranak pinak dan berkembang biak ya?     

Ya, tadi sudah dijelaskan di atas. Nah, akan dijelaskan lebih jelas di bawah. 



Banyak orang menganggap bahwa jin bisa hidup terus dan tidak pernah mati, namun sebenarnya ada hadist yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, di mana Nabi SAW berdoa:

أنت الحيّ الّذي لايموت والجنّ والإنس يموتون

Ya Allah, Engkau hidup tidak mati sedangkan jin dan manusia mati.
(Bukhāri: 7383 و Muslim: 717)

Nah, dari hadist di atas sudah jelas bahwa bangsa jin juga merasakan mati. 



Kita kembali lagi ke topik awal, bahwa bangsa jin itu khususnya jin fasik dan jin kafir itu suka mencuri-curi informasi di masyarakat daerahnya Anda, mengapa?


Begini, Misalnya di daerah terjadi kecelakaan tragis, korbannya tersebut meninggal dengan mengenaskan atau ada di suatu tempat yang dipercaya orang merupakan tempat angker. 

Bangsa Jin itu mencari informasi di daerah itu, bahwa orang-orang di daerah tersebut sangat takut yang namanya "pocong".

Maka bangsa jin tersebut akan berubah bentuk menjadi pocong dan membuat resah masyarakat sekitar daerahnya.

Contohnya yang lain, di suatu jalan pernah ada kecelakaan beruntun, banyak orang yang meninggal di sana, maka di jalan tersebut sering terjadi penampakan korban kecelakaan yang sudah meninggal. Apakah itu orang yang mati penasaran?

Bukan, saya tegaskan sekali lagi itu adalah salah seorang dari Bangsa Jin.


Lalu apa tujuan jin fasik dan jin kafir menakuti manusia?

Tujuan terbesarnya adalah merusak aqidah keislaman kita. Karena takut, kita jadi lupa akan Allah Yang Maha Besar yang menciptakan jin tersebut.

Apakah selayaknya bangsa jin itu lebih ditakuti oleh manusia, dibandingkan dengan Allah Yang Maha besar, Subhanallah. 

Tidak, tidak pantas sama sekali bangsa jin kita takuti, hanya kepada Allah lah kita harus takut. 

Makanya kita harus menguatkan tauhid kita terhadap Allah, kita harus mengenal siapa itu Allah. Maka apabila kita sudah mengenal Allah kita akan mengetahui taktik-taktik dari jin fasik dan Jin kafir dalam merampas aqidah kita.

Jin itu hanya makhluk dan mempunyai tugas yang sama dengan manusia, semenjak jin dan manusia diciptakan.

Jin dan manusia adalah makhluk Allah yang memiliki tugas yang sama untuk menyembah Allah. Allah berfirman: 


وَمَا خَلَقْتُ الْجِنِّ وَالإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ


Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. Adz-Dzāriyāt:56)
Dari ayat di atas terdapat pertanyaan yang besar di dalam lubuk hati kita? Sama-sama makhluk Allah, mengapa mesti takut sama bangsa jin yang menyerupai pocong, kuntilanak, dll.



Anda pernah menemukan hantu pocong menakuti rakyat Amerika di sana?

Ya mana ada bangsa jin di Amerika sana menyerupai bentuk pocong? Yang ada bangsa jin di sana menyerupai Drakula yang punya gigi bertaring. 

Kalau ada Bangsa jin dari Indonesia ketemu sama bangsa jin di Amerika sana:

Bangsa Jin dari indonesia berubah bentuk menjadi pocong di Amerika, untuk menakuti manusia di Amerika sana.

Bangsa jin yang ada di Amerika sana, mungkin berkata, 

"Sorry Mister , di sini rakyatnya tidak takut sama yang begituan, 
di sini mah takutnya sama yang hantu Drakula." 
Malah Anda dikira guling kok loncat-loncat sama rakyat Amerika di sana. 

Begitu juga vampire yang ada di China sana, katanya loncat-loncat dan jika menggigit orang maka orang tersebut akan menjadi vampire juga.

Sampai sekarang belum ada berita INTERNASIONAL yang mengatakan bahwa ada segerombolan Vampire menyerang suatu kota, yang mengisap darah penduduknya. Kalau pun ada pasti separuh bumi sudah menjadi zombie hidup.  Jika ada yang digigit drakula, vampire, atau yang sebangsanya pasti kita pada beberapa waktu lagi akan jadi seperti itu. Tapi nyatanya kan gak ada manusia yang jadi zombie/vampire.
 

Itu semua khayalan manusia yang dimanfaatkan oleh bangsa jin untuk menyerupai bentuk yang paling ditakuti penduduk daerah tersebut.

Ada orang yang sebagai Geologist yang sering keluar masuk hutan dan sering kali masuk ke daerah pedalaman, sering kali melihat orang kesurupan yang di mana jin yang masuk ke dalam tubuh orang tersebut, hanya bisa berbicara dalam bahasa sunda dan belanda dan jin tersebut nggak bisa bahasa indonesia. 



Saat ditanya ternyata umurnya lumayan cukup lama sekitar 300 tahun.  Entah benar apa itu jin.  Dia ternyata di lahirkan di lingkungan orang-orang sunda, jadi tak bisa bicara bahasa indonesia. 


Alhamdulillah ternyata jin tersebut Muslim, jadi bisa di keluarkan dengan pendekatan dakwah.  Akhirnya dia keluar sendiri tanpa meminta yang aneh-aneh 

Jadi sudah wajar bahwa pocong hanya beredar di sekitaran Pulau Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan terkadang di Kalimantan.  Kalau pulau lain saya kurang tau. 

Karena Masyarakat di Pulau-pulau tersebut masih meyakini/takut yang namanya pocong dan sebangsanya. 


Kasus ke 2

Misalnya di daerah terjadi kecelakaan tragis, korbannya tersebut meninggal dengan mengenaskan. Lalu orang-orang di sana bilang arwahnya gentayangan akibat kecelakaan itu atau kah ada di suatu tempat yang di percaya orang merupakan tempat angker.
Lalu yang sering menampakkan diri itu siapa? Apakah korban yang meninggal itu? 

Bukan, yang menampakkan diri itu juga salah satu bangsa jinnya juga. 



Sedangkan orang yang sudah meninggal itu (memang sudah tiba waktunya dia meninggal) di alam kubur.

Bukannya dia mati penasaran karena ditabrak lari oleh kendaraan lain 

Dia tak penasaran, memang cara meninggalnya dia dengan cara kecelakaan, simaklah ayat Allah di bawah ini:



قُل لَّن يَنفَعَكُمُ الْفِرَارُ إِن فَرَرْتُم مِّنَ الْمَوْتِ أَوِ الْقَتْلِ وَإِذًا لاَّتُمَتَّعُونَ إِلاَّ قَلِيلاً


Katakanlah: "Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja". (QS. Al-Ahzāb:16)

Memang cara matinya dia dengan kecelakaan, seandainya dia tau dia akan mati kecelakaan dia lari kemana aja, pasti akan berjumpa dengan maut. Maka karena itu Allah merahasiakan yang namanya maut, Maha Besar Allah, seandainya maut itu diketahui pasti banyak manusia yang tidak tenang tidurnya. 



Jadi yang sering menampakkan diri itu bukan korban kecelakaan tersebut, melainkan Jin yang mencuri-curi informasi bahwa di daerah tersebut telah terjadi kecelakaan dan dia menampakan diri seperti korban kecelakaan tersebut.


Jadi berhati-hatilah, jin fasik dan jin kafir jangan sampai merampas aqidah Anda. 

Itu semua hanya penipuan belaka. 
Pertanyaan-pertanyaan
Bedanya Iblis, setan, dan jin itu apa ya?                                   

Iblis (nenek moyang setan) adalah dari jenis jin.



Berdasarkan ayat di bawah ini:

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. (QS. Al-Kahfi:50)

Setan dari jenis jin juga

Diantara jin ada yang menjadi setan, yaitu jin-jin kafir yang berupaya menjerumuskan manusia dengan tipu dayanya agar tidak beriman kepada Nabi.



Berdasarkan ayat di bawah ini :

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا

Dan Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu(manusia). (QS. Al-An'am:112)
Mengapa di ayat itu ada yang mengatakan bahwa setan juga ada dari golongan manusia "Yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia" 

Ya, terkadang manusia juga bisa menjadi setan, baik itu Anda, atau bahkan saya sendiri.  (Ya Allah jangan sampai Ya Allah)

Manusia baru dikatakan sebagai Setan

Yaitu : Apabila Manusia berbuat kejahatan/kemaksiatan, lalu dia mengajak orang lain juga untuk melalukan kejahatan/kemaksiatan yang sama dengan orang tersebut.



Contoh : Misalnya si Budi biasa bolos sekolah, lalu dia mengajak teman-temannya yang lain agar tidak masuk sekolah.

Pada saat itu lah si Budi bisa kita katakan dia sebagai Setan dari golongan Manusia berbuat dosa kok mengajak orang... 

Sedangkan Manusia yang bukan di katakan Setan yaitu apabila pelaku berbuat kejahatan buat dirinya sendiri dan tidak mengajak orang lain.