Tak terasa bulan ramadhan ini akan berlalu dan tidak akan kembali di tahun ini. Habis ramadhān terbitlah lebaran. Namun di saat lebaran ini, ada suatu kebiasan penduduk Indonesia yang Insya Allah تعالى akan kita bahas agar kita tidak mengatakan sesuatu ikut-ikutan dan mengatakan sesuatu dengan ilmu.
Ucapan ”Minal Aidin wal Faizin - Mohon Maaf Lahir dan Batin” sering terdengar di masyarakat kita ketika menyambut Hari Raya Idul Fitri. Karena terlalu seringnya terdengar, seolah-olah melekat dibenak kita arti dari "Minal Aidin wal Faizin" adalah mohon maaf lahir batin. Secara harfiah arti ungkapan "Minal Aidin wal Faizin" adalah (semoga kita) termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang. Entah sejak kapan dan apa yang menjadi dasar ucapan “Minal Aidin wal Faizin” ini telah menjadi “ucapan wajib” setiap Hari Raya Idul Fitri di Indonesia. Sampai saat saya menuliskan tulisan ini saya belum mendapat rujukannya.
Lalu, ucapan apa yang biasa Rasulullah SAW dan para sahabat RA ucapakan saat merayakan hari kemenangan ini? Sudah semestinya kita mengikuti sunnah-sunnah yang Rasulullah ajarkan bila kita mengaku sebagai umatnya. Hampir semua ucapan yang beredar tidak ada riwayatnya kepada Rasulullah kecuali ucapan "تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ" yang maknanya “semoga Allah تعالى menerima amal kami dan amal kalian (alias amal kita)”. Maksud menerima di sini adalah menerima segala amal dan ibadah kita di bulan Ramadhan. Adapun jawaban ucapan itu adalah "تَقَبَّلْ يَا كَرِيْمُ" yang artinya "Terimalah Ya Allah Yang Maha Mulia!".
Ibnu Hajar berkata, “Para sahabat Nabi bila bertemu pada hari raya, maka mereka akan saling berkata, "تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ" (Semoga Allah menerima dari kami dan darimu). [Fatĥul Bārī : 2/446]
Ibnu Qudamah dalam “Al-Mughnī” (2/259) menyebutkan bahwa Muhammad bin Ziyād berkata, “Aku pernah bersama Abu Umāmah Al-Bāhilī dan selainnya dari kalangan sahabat Nabi. Mereka bila kembali dari shalat `Id saling mengucapkan, "تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ".
Beberapa sahabat Nabi menambahkan ucapan "صِيَامَنَا وَصٍيَامَكُمْ'', yang artinya "puasa kami dan puasa kalian (alias puasa kita)". Jadi ucapan ini bukan dari Rasulullah SAW, melainkan dari para sahabat RA. Kemudian, untuk ucapan "Minal Aidin wal Faizin" itu sendiri adalah salah satu ungkapan yang seringkali diucapkan pada Hari Raya Idul Fitri dan sama sekali tidak bersumber dari sunnah Nabi SAW, melainkan merupakan ‘urf (kebiasaan) yang ada di suatu masyarakat. Dalam hal ini sudah seharusnya kita yang mengaku sebagai umat Muhammad SAW, mengikuti sunnah-sunnah yang telah beliau contohkan kepada kita.
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Lalu, apakah pengucapan “Minal Aidin wal Faizin” itu salah? Sepanjang pengetahuan penulis bukan salah namun kurang tepat, namun seyogyanya jika ingin mengucapkannya hendaknya dijaga makharijul huruf dari kalimat itu sendiri (Ingat, salah makhraj dapat mengubah huruf dan mengubah huruf dapat mengubah arti!) karena kalimat asli dalam bahasa arabnya adalah:
مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ
***
Akhir kata, jika ada yang salah maka itu datang dari diri saya yang selaku manusia tempatnya salah dan lupa dan saya mohon untuk diperbaiki. Namun jika ada yang benar, maka itu datangnya dari Allah. Penulis yang selaku manusia yang suka berbuat salah meminta maaf sebesar-besarnya kepada pembaca jika ada hal yang mengganggu atau kurang berkenan.
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ
صِيَامَنَا وَصِيَامَكُمْ
No comments:
Post a Comment