Penulis masih teringat saat sedang nyantri di sebuah Pesantren Terpadu diujung Bogor, saat itu penulis menginjakkan kaki di jenjang SMPIT tahun kedua. Karena menjadi santri, otomatis wajib tinggal di asrama. Saat itu penulis menjadi penghuni kamar sebut saja kamar itu bernama Zaid. Setiap kamar memiliki musyrif juga dikenal di lembaga pendidikan yang lain dengan nama wali asrama. Nah, sebelum kami tidur, biasanya musyrif kami mengajak berkumpul bersama untuk sekedar ngobrol, baca cerita motivasi, atau doa sebelum tidur. Cerita bermulai dari sini.
Entah sejak kapan (penulis lupa persisnya), musyrif kamar kami suka membacakan kami buku (jadi dia membaca buku itu sekaligus dikeraskan bacanya) yang berjudul "Hikmah dari Seberang". Yang kami ingat dari buku itu adalah buku itu buku langka dan isinya bersumber dari fragmen-fragmen cerita berhikmah di internet. Penulis masih ingat musyrif kami menceritakan cerita tentang anak dan pohon apel, setiap orang mempunyai 4 istri, dll. Awalnya penulis mengira musrif kami sedang kurang kerjaan, bacanya cepat pula. Namun akhirnya penulis sedikit-sedikit sadar. Singkat kata, di tiap semester penghuni asrama disebar kembali ke kamar-kamar yang berbeda dan kami berpisah dengan musyrif yang suka cerita dari buku "Hikmah dari Seberang".
Alkisah di pesantren kami ada lomba membuat blog saat liburan, saat itu adalah liburan pergantian semester. Entah dari mana penulis terinspirasi memberi judul blog ini "Hikmah dari Seberang". Jujur penulis pernah menganggap cerita-cerita beliau angin lalu, namun tidak setelah ada blog ini. Anggap saja ini kenangan untuk beliau.
Apa yang bisa diambil hikmahnya dari cerita sangat singkat ini? Walau mungkin cerita singkat ini menurut penulis gaje ataupun terlalu aneh, ambil saja hikmahnya.
No comments:
Post a Comment